Minggu, 30 Agustus 2009

HPDT

Teladan yang Ditinggalkan

(Nehemia 13:28)

Sikap teladan akan selalu kita perlukan sebagai anak-anak Kristus. Kita dituntut untuk menjadi teladan bagi orang lain. Sikap teladan itu berupa perbuatan kita bukan hanya perkataan. Saat ini marilah kita renungkan hidup kita apakan telah mencerminkan sikap teladan atau belum, atau bahkan kita menjadi bumerang buat orang lain?

Kristus telah menjadi teladan buat umat manusia, dengan perbuatan-perbuatanNya di dunia ini. Bahkan dia menjadi pemimpin dunia yang merelakan dan mengorbankan nyawanya buat umat manusia. Suatu hal yang sangat luar biasa, dan tak mungkin dilakukan oleh manusia.

Raja salomo adalah raja yang terkenal dan telah banyak melakukan teladan yang baik kepada bangsa Israel. Tapi pada akhirnya dia telah menghilangkan sikap teladan tersebut. Kisah jatuhnya Raja Salomo dalam Nehemia 13:26 “…Walaupun diantara begitu banyak bangsa tidak ada raja yang seperti dia, yang dikasihi AllahNya dan diangkat oleh Allah itu menjadi raja seluruh Israel, namun diapun terbawa ke dalam dosa oleh perempuan-perempuan asing itu.”

Dari kisah raja Salomo dapat kita tarik kesimpulan bahwa manusia tidak ada yang sempurna, hanya Tuhan yang sempurna. Tetapi kita juga dapat menjadi manusia yang berbahagia jika kita turut dan taat serta menteladani sikap Tuhan Yesus. Kita pasti bisa dan berhasil menjadi manusia yang menjadi teladan bagi orang lain. Kiranya kita tetap senantiasa menunjukkan segala perbuatan kita berlandaskan Kristus.

Cilegon, Selasa 9 Desember 2008.

GBU.

HPDT

Siaga Satu Untuk Hati

(Amsal 4:23)

Di hari pertama saya masuk malam dalam pekerjaan, rasa ngantuk adalah musuh terbesar saya. Maklumlah sudah sekitar setengah tahun saya tidak pernah lagi bekerja pada malam hari. Tetapi saya sangat bersyukur karenya kasih dan penyertaan Tuhan senantiasa hadir buat saya. Hingga pada akhirnya saya biss melewati malam pertama tersebut. Menjaga hati, itulah yang senantiasa saya ingat untuk bias melawan ngantuk tersebut. Seperti dalam firman Tuhan yang berkata dalam Amsal 4:23 ‘‘Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena disitulah terpancar kehidupan.’’

Menjaga hati haruslah menjadi perioritas bagi kita, karena segala permasalahan akan dapat kita selesaikan dengan tenang. Menjaga hati bisa juga dengan menjaga emosional, bersabar dan mengendalikan pikiran. Jika hati kita sudah kacau maka pikiran juga akan tidak dikendalikan.

Hati adalah sumber kehidupan, jika hati saja sudah kotor maka segala bentuk kegiatan kita juga akan kotor. Tak akan ada lagi pencaran hidup yang damai sejahtera, malah sebaliknya akan memperparah hidup kita.

Saudara terkasih, berdoalah agar terjadi kemenangan rohani atas diri kita. Agar kita tidak jatuh ke dalam kesalahan-kesalahan yang sama agar kita tidak kecewa pada diri kita dan kita sendiri dapat mengendalikan hati serta pikiran kita.

Cilegon,

Rabu 3 Desember 2008

HPDT

Berani dan Semangat

(Amsal 3:5)

A. Berkat dari hikmat

Tak terasa sudah satu bulan saya bergabung dengan sebuah perusahan kelistrikan di nusantara. Banyak hal yang harus saya perbaiki dalam hidup ini, tapi terkadang hambatan dan tantangan besar selalu menghalangi di setiap langkah sehingga sulit menjadi berkat bagi orang lain.

Bagaimana sih sebenarnya hidup menjadi berkat bagi orang lain? Apakah cukup menolong orang yang kesulitan di dalam hidupnya? Tidak, banyak hal lain lagi yang jauh lebih penting, seperti menjadi teladan bagi orang lain. Persoalannya sekarang, apakah kita sudah bisa diteladani orang lain? Tentu sulit dan sangat sulit.

Kristus sendiri harus turun kedunia agar bisa menjadi berkat bagi orang lain. Dia meninggalkan kekuasaanNya, demi menyelamatkan manusia dari dosa. Kita memang tidak harus mati berkorban bagi orang lain seperti Dia.

Selama satu bulan saya in house training pada perusahaan baru saya, banyak hal yang semakin membuat saya bahwa pentingnya sebenarnya keberanian dan semangat demi mendapat yang terbaik. Jujur, saya sendiri sebenarnya menjadi orang yang pendiam saat disana, tidak tahu mengapa. Saya seperti menjadi orang asing karena tidak ada seorangpun sebenarnya saya kenal. Keberanian dan semangat saya seperti terbungkam, entah kenapa seperti itu. Padahal saya sangat senang akan pekerjaan ini.

Tetapi akhirnya saya mengerti bahwa semangat dan keberanian akan hadir jika kita percaya diri. Akhirnya lama-kelamaan saya semakin terbiasa dengan lingkungan teman-teman. Yang terpenting sebenarnya adalah seberapa besar rasa percaya kita pada Tuhan, seperti dalam Amsal 3:5 berbunyi percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Artinya setiap langkah kita haruslah senantiasa bersandar kepada Tuhan, dan jangan pernah menganggap kita adalah orang paling hebat.

Banyak orang tidak berhasil karena kurang pandai, tetapi karena tidak berani menghadapi intiminasi. Pastikanlah hidup kita senantiasa berada di jalanNya, jangan bersandar pada pengertian kita sendiri. Mintalah tuntunan Tuhan agar senantiasa diberi hikmat dan kebijaksaan.

Demikianlah perenungan hari ini, kiranya menjadi berkat bagi kita semua. Terima kasih. Syaloom, Tuhan memberkati.

Cilegon,

Senin 2 Desember 2008

HPDT

Penghasilan orang Lewi dari umat Israel

(Bilangan 18:21-24)

Orang Lewi merupakan kelompok pada bangsa Israel yang berkewajiban untuk menyelenggarakan ibadah untuk umat. Mereka dipilih dan dipercayakan Allah untuk mengadakan segala bentuk pekerjaan pada Kemah Pertemuan. Mereka juga tidak akan memperoleh milik pusaka (harta warisan) karena mereka telah memperolehnya melalui persepuluhan umat Israel. Itulah sebagai upah balas jasa mereka karena pekerjaannya hanyalah untuk melayani. Jadi orang Lewi tidaklah mencari nafkah bagi kehidupannya sendiri.

Sebagai hamba Tuhan atau jemaat Allah, marilah kita memperhatikan kewajiban kita masing-masing. Apakah pekerjaan kita itu menyenangkan atau tidak, haruslah dijalani. Banyak contoh kasus dalam hidup kita ini yang sering sekali lalai dalam tugas dan tangguung jawab. Apakah itu di tempat kerja, lingkungan bahkan keluarga. Hal-hal tersebut pastinya juga akan merugikan diri kita. Untuk itu kita harus menjalankan segala kewajiban yang telah ditentukan.

Orang-orang Lewi dengan setia menjalankan kewajiban yang diberikan Allah pada mereka, mereka bahkan tidak diperbolehkan memperkaya diri dengan mencari uang. Tujuan mereka adalah spesialis untuk bidang pelayanan dan fokus didalamnya. Sehingga harta warisan saja mereka tidak akan memperolehnya.

Tetapi Tuhan memberikan kepada orang-orang Lewi sokongan seperti dalam ayat 24: "Sebab persembahan persepuluhan yang dipersembahkan orang Israel kepada Tuhan sebagai persembahab khusus Ku berikan kepada orang Lewi sebagai milik pusakanya". Jelas dikatakan bahwa Allah lah yang menjamin segala kebutuhan mereka melalui persepuluhan/persembahan jemaat. Jadi intinya, jika Allah telah memerintahkan kita menjalankan perintahNya, maka kita tidak perlu kuatir lagi akan diri kita, karena Dia akan mencukupkannya. Amin.

Cilegon, 08 Juni 2009.

21:41

Arifin Marbun

Kamis, 06 Agustus 2009

Indonesia Power. UBP Suralaya.

Garam Dunia

jadilah garam dunia ya....

Mengenai Saya

Foto saya
Cilegon - Sidikalang, Banten - SUMUT, Indonesia
Special man.