KARYA INOVASI OPTIMALISASI PENGOPERASIAN GRAB SHIP UNLOADER DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PENGUKURAN WAKTU KERJA


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sebuah perusahaan maka diperlukan inovasi secara terus menerus (berkelanjutan). Oleh karena itu, penulis ingin menuangkan sebuah karya inovasi pada sistem penanganan batubara (Coal Handling System) di PLTU 2 Labuan – Banten. Pada Coal Handling System terdiri dari peralatan bongkar muat batu bara dengan peralatan transportasi dari tempat bongkar menuju tempat tujuan (unit atau stock area).
Proses pembongkaran batu bara (unloading) membutuhkan fasilitas dermaga sebagai tempat sandar kapal pengangkut  batubara dan ship unloader sebagai alat untuk pembongkaran batubara dari kapal yang tidak mempunyai sarana bongkar. Proses selanjutnya transportasi batubara menuju stock area atau unit dengan menggunakan sistem conveyor.
Untuk membongkar batubara tersebut menggunakan Ship Unloader yang dilengkapi dengan grap sebagai alat pengeruk dan pengangkat batubara dari tongkang. Dalam pengangkatan batubara tersebut diperlukan kehandalan seorang operator agar dapat melakukan pekerjaan dengan seefektif dan seefisien mungkin. Sehingga penulis ingin membandingkan dan menganalisa pola pengoperasian metode yang lama dengan metode yang baru yang sudah diimplementasikan oleh operator. Dari hasil pembandingan tersebut terdapat perbedaan waktu yang cukup signifikan sehingga diperlukan penerapan metode baru agar mendapatkan kinerja pengoperasian yang lebih optimal.

I.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dibuatnya inovasi ini adalah :
1.  Membuat optimalisasi model/metode waktu kerja pembongkaran batubara pada ship unloader,
2.  Menghitung Waktu Siklus, Normal dan Waktu baku (standart) pengambilan batu bara dari tongkang ke hopper penampungan pada pola operasi grap ship unloader dengan metode lama dan metode baru.
3.  Membandingkan waktu kerja pola pengoperasian grab ship unloader metode lama dengan metode baru.
4.  Menghitung keuntungan penggunaan metode baru.

I.3  Ruang Lingkup
Pembahasan dalam inovasi ini membatasi pada kajian tentang analisa pengukuran waktu kerja khususnya dalam hal mengoperasikan grap ship unloader untuk membongkar batubara dari tongkang ke hopper penampungan.

1.4  Metodologi
Metodologi yang dipakai dari makalah ini adalah :
1.  Studi literatur, untuk mendapatkan teori-teori yang berhubungan dengan penulisan makalah ini,
2.  Pengecekan dan observasi kondisi di lapangan secara visual,
3.  Pengumpulan data-data yang menjadi dasar analisa dalam penulisan makalah  ini.
                 















BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Ship Unloader (SU)
Ship Unloader merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk pembongkaran batubara dari kapal yang tidak mempunyai peralatan bongkar sendiri (non self Unloading) yang dilengkapi dengan grab (bucket) dengan kapasitas bongkar 1.250 ton/jam.

II.2. Grap Ship Unloader
Merupakan peralatan yang berfungsi untuk mengangkat beban batu bara dari tongkang dan menjatuhkan beban tersebut pada hopper/penampungan sebelum disalurkan ke sistem conveyor. Grap sendiri mempunyai berat 13 ton dan beban muatnya terpasang 19 ton dalam sekali angkut. Grap dilengkapi dengan sistem tali seeling sebanyak dua pasang untuk mengangkatnya, yaitu satu pasang untung traveling dan satu pasang untuk open-close. Pengoperasian grap dilakukan di dalam kabin oleh operator, dengan menggunakan tangan kiri dan tangan kanan.

II.3. Pengukuran Waktu Kerja
Pengertian umum pengukuran waktu kerja adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator dalam melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal.  Usaha untuk menentukan waktu kerja dibutuhkaan seorang operator terlatih (qualified) dan memiliki skill rata-rata dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan normal dalam lingkungan kerja terbaik pada saat pengukuran. Sebelum melakukan pengukuran perlu diketahui dan dilakukan hal-hal berikut ini:
1.  Menetapkan tujuan pengukuran,
2.  Melakukan penelitian pendahuluan,
3.  Memilih operator,
4.  Melatih operator.
Urutan pengukuran waktu kerja dapat digambarkan seperti pada flow chart berikut:
Pengumpulan data waktu siklus
Test kecukupan data
Data cukup ?
Keseragaman data
Data seragam ?
Buang data di luar kontrol
Waktu rata-rata (siklus)
 Waktu normal
Waktu baku
Tidak
Ya
Faktor penyesuaian
Kelonggaran
 



















            Gambar 1. Urutan pengukuran waktu kerja

II.4. Melakukan Pengujian Data
Data yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengujian terlebih dahulu agar data tersebut dapat digunakan kelayakan lebih lanjut. Sebagai contoh, pada suatu hari seorang operator ship unloader melakukan pekerjaan dinilai terlalu lamban karena pada malam harinya tidak tidur semalaman. Dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya data yang terkumpul pada hari itu jelas akan jauh berbeda. Untuk itu diperlukan pengujian keseragaman data untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik yang berbeda.
Pengujian kecukupan data dilakukan dengan berpedoman dengan konsep statistik, yaitu tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan. Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran dalam jumlah yang banyak. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data waktu yang telaah diamati dan dikumpulkan. Pengaruh tingkat ketelitian dan keyakinan adalah bahwa semakin tinggi tingkat keyakinan, semakin banyak pengukuran yang diperlukan. Test kecukupan data dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
 k = Tingkat keyakinan                 s = Derajat ketelitian
   = 99 %  3                                      N = Jumlah data pengamatan
   = 95 %  2                                      N’ = Jumlah data teoritis
Jika N’ ≤ N, data dianggap cukup, jika N’ > N data tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan penambahan data. Sedangkan rumus yang digunakan untuk pengujian keseragaman data untuk jam henti (stop watch) adalah sebagai berikut:
 
       = Nilai rata-rata
       = Standart deviasi
k       = Tingkat keyakinan

II.5. Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku
Jika pengukuran-pengukuran telah selesai, yaitu semua data yang didapat memiliki keseragaman yang dikehendaki, dan jumlahnya telah memenuhi tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan, maka selesailah kegiatan pengukuraan waktu. Langkah selanjutnya adalah mengolah data yang untuk menghasilkan Waktu Siklus, Waktu Normal, dan Waktu Baku.
1. Waktu Siklus (Ws)
Waktu siklus merupakan pengamatan dari beberapa kali pengukuran yang dilakukan. Dari data yang telah didapat dan diuji data tersebut, maka rata-rata dari data tersebut adalah Waktu siklus.
2. Waktu Normal (Wn)
Waktu normal adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja dalam kondisi wajar dan kemampuan rata-rata.
                                     Wn = Ws x p
                                    p = faktor penyesuaian
Tabel 1. Penyesuaian menurut cara Shumard
3. Waktu Baku (Wb)
Setelah perhitungan seluruhnya selesai maka dicari waktu baku dimana pada waktu ini terdapat faktor kelonggaran (i) atau allowance yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal. Kelonggaran ini biasanya diberikan untuk hal-hal seperti kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang tidak dapat dihindarkan oleh pekerja.
Wb = Wn + (Wn x i)
                                            = Wn x (1+i)
                                    i = Faktor kelonggaran





BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Analisa Metode lama
1.  Pengumpulan Data
Metode lama merupakan cara pengoperasian grap ship unloader dengan peta kerja secara horizontal dan vertikal seperti pada gambar dibawah ini (dijelaskan dengan video).
3
Grap

Grap
     Hopper
Tongkang Batu Bara
5
2
4
1
Boom SU
Sistem Conveyor
3
 

















              Gambar 2. Metode Lama Pengoperasian Grap Ship Unloader

Dalam pengoperasian metode lama operator membawa grap dari arah hopper kearah atas tongkang secara horizontal sejajar boom SU (1) kemudian menurunkan ke arah batu bara di tongkang secara vertikal ke bawah (2). Demikian sebaliknya, saat membawa grap ke arah atas boom secara vertikal (3) dan membawa ke arah hopper secara vertikal (4). Adapun data yang diukur secara langsung dengan stop watch pada metode ini adalah seperti dibawah ini:


Sub grup

Waktu penyelesaian berturut-turut


Jumlah ( )
1
47
46
46
47
45
44
43
45
46
43
452
2
45
43
46
44
46
45
46
47
45
46
453
3
43
46
45
43
47
45
47
46
45
44
451
4
45
45
47
44
47
46
46
46
47
46
459

Total
1.815

Tabel 2. Sub grup waktu penyelesaian
     Jumlah keseluruhan data adalah:      = 1.815 dan  = 3.294.225
Harga rata-rata sub grup ( ) adalah:

                               Dan nilai  = 82.419
2. Test Kecukupan Data
Untuk tingkat ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 99% (dalam kurva normal = 2,58 ~ 3), maka jumlah data teoritis adalah:
                                   = 0,7
           Karena < , maka data dianggap cukup.
3. Keseragaman data
Setelah perhitungan data sesuai rumus, maka dihasilkan nilai:
                                      = 63,376


           
                                                      = 49,195
= 41,545
Semua data masuk ke dalam range antara BKA dan BKB sehingga data dapat dikatakan seragam. Hal itu dapat terlihat pada gambar kurva ini:
Periode
BKA = 49,195
BKB = 41,545

Gambar 3. Kurva range antara BKA dan BKB
Waktu siklus
Maka didapat perhitungan waktu siklus seperti berikut ini:         
                    = 45,37 detik
Waktu normal (Wn)
Dengan  faktor penyesuaian menurut Shumard sesuai dengan tabel 1, maka didapat nilai faktor penyesuaian untuk menentukan waktu normalnya, dengan menganalisis waktu kerja operator bekerja secara normal 60 tetapi mengalami hambatan dalam mengumpulkan batubara sebelum diangkat ke hopper dalam pembongkaran dan nilai performa fair + dengan nilai 55.
Maka didapatlah harga faktor penyesuaian p = 55/60 = 0,917
                                    Wn =  45,57 x 0,917 = 41,78 detik
Waktu baku (Wb)
Pada pengamatan yang dilakukan terhadap operator ship unloader, maka dapat dikalkulasikan nilai faktor-faktor yang sesuai dengan kondisi pekerjaan (dikonversikan dari tabel faktor kelonggaran di lampiran) dalam mengoperasikan grap ship unloader sebagai berikut:

Faktor
Pekerja Pria
Range % Kelonggaran
% Kelonggaran
Ref.

Melepaskan rasa fatique


A
Tenaga yang dikeluarkan “sangat ringan”
6.0 – 7.5
6.5
B
Sikap kerja “duduk”
0.0 – 1.0
1
C
Gerakan kerja “normal”
0
0
D
Kelelahan mata “pandangan terus-menerus dengan fokus berubah-ubah”
7.5 – 12.0
7.5
E
Keadaan temperatur tempat kerja “normal”
0.0 – 5.0
1
F
Keadaan atmosfer kurang baik (adanya debu beracun yang banyak)
5 – 10
5
G
Keadaan lingkungan yang baik “terasa ada getaran lantai”
5 - 10
5

Sub total

26
Kebutuhan pribadi “pria”
2 - 5
2
Hambatan yang tak terhindarkan

2
Total kelonggaran
30 %

Tabel 3.  Faktor Kelonggaran
Dari tabel diatas, didapat total faktor kelonggara (i) =  30%.
                   Wb  = 41,78 x ( 1 + 0.3) = 54,3 detik

III.2. Analisa Metode Baru
3
Grap

Grap
     Hopper
Tongkang Batu Bara
4
2
3
1
Boom SU
Sistem Conveyor
          Berikut merupakan gambar pengoperasian grap dengan metode baru:















Gambar 4. Metode Baru Pengoperasian Grap Ship Unloader
Dalam pengoperasian metode baru operator membawa grap dari arah hopper (4) kearah batu bara  di tongkang (2) secara melengkung kebawah (1). Demikian sebaliknya, saat membawa grap langsung ke arah atas hopper (4) secara melengkung (3). Berikut ini data pengoperasian dengan metode baru:
Sub grup

Waktu penyelesaian berturut-turut


Jumlah ( )
1
32
34
34
29
31
33
33
31
30
33
320
2
35
35
35
34
34
35
33
34
34
33
342
3
31
34
33
29
31
32
33
32
29
34
318
4
32
34
34
34
34
35
33
30
34
35
335

Total
1.315

Tabel 4. Sub grup waktu penyelesaian
Dengan perhitungan dan rumus yang sama dengan periode lama maka waktu baku (waktu standart) metode baru adalah 39,18 detik.

III.3. Penghitungan Performansi Ship Unloader
          Kemampuan bongkar Ship Unloader adalah 1.250 ton/jam, dengan kemampuan sekali periode grap adalah 19 ton, sehingga:
1.250 ton/jam = 19 ton/x jam
Sehingga x jam = (1.250 ton/jam)/19 ton
                       = 65,789/jam =  jam
                         = 54,72 detik (dalam satu periode)
Dengan menggunakan metode lama, memang sudah dapat memenuhi kebutuhan flow rate maksimum sistem conveyor yaitu 54,3 detik (dengan kelebihan waktu 0,42 detik). Tetapi karena ada beberapa faktor yang menyebabkan seringnya operator mengalami hambatan yaitu:
1.    Jika baru bara yang akan dibongkar pada kondisi keras (tracking), sehingga pengerukan batubara untuk setiap sekali grap < 19 ton yaitu kisaran 10 – 15 ton.
2.    Jika batu bara didalam tongkang tertinggal kisaran 0 - 50 % dari isi tongkang maka akan menyulitkan operator dalam pengerukan sehingga setiap sekali grap < 19 ton dan sekali periode otomatis bertambah.
BAB IV
KEUNTUNGAN FINANSIAL

IV.1 Manfaat Finansial
1. Penghitungan waktu bongkar
 Jika pembongkaran tongkang batu bara tracking (keras) dengan berat total batubara 8.000 ton maka waktu pembongkaran adalah:
Kapasitas (ton)
Faktor korela-si
Kemampun grap (ton)

Flow maksimum (ton/jam)
Waktu
(jam)
Selisih waktu (jam)
Metode lama
Metode baru
Metode lama
Metode baru
4.000 - 8.000
1
15
994
1.378*
4
3,2
0,8
2.000 - 4.000
0,5
15
497
689
4
2,9
1,1
0 – 2.000
0,25
15
248
344
8
5,8
2.2
Total selisih pembongkaran
16
11,9
4,1
* Maksimum flow rate conveyor adalah 1.250  ton/jam
Tabel 5. Perhitungan selisih waktu jenis batu bara tracking
          Contoh perhitungan:
Pada saat kapasitas batu bara dalam tongkang masih antara 4.000-8.000 ton maka faktor korelasi adalah masih 1, karena situasi dan kondisi pembongkaran masih mudah dilakukan. Karena untuk tongkang batu bara tracking kemampuan grap rata-rata adalah 15 ton/jam. Sehingga:
Untuk metode lama dengan sekali periode = 54,3 detik
Flow rate maksimum conveyor
Maka waktu bongkar sebanyak 4.000 ton adalah 4.000 : 994 = 4 jam
Untuk metode baru dengan sekali periode = 39,18 detik
Flow rate maksimum conveyor
Karena flow rate maksimum conveyor adalah 1.250 ton/jam, maka waktu bongkarnya adalah 4.000 : 1,250 = 3,2 jam.
Dari keseluruhan hasil perhitungan maka waktu yang dapat dihemat dengan menggunakan metode baru untuk pembongkaran sebuah tongkang kapasitas 8.000 ton jenis tracking adalah 4,1 jam.
Jika pembongkaran tongkang batu bara lunak (tidak keras) dengan berat total batubara 8.000 ton maka waktu pembongkaran adalah:
Kapasitas (ton)
Faktor korelasi
Kemampun grap (ton)

Flow maksimum (ton/jam)
Waktu
(jam)
Selisih waktu (jam)
Metode lama
Metode baru
Metode lama
Metode baru
4.000 - 8.000
1
19
1.260*
1.746*
3,2
3,2
0
2.000 - 4.000
0,5
19
630
830
3,2
2,4
0,8
0 – 2.000
0,25
15
248
344
8
5,8
2.2
Total
14,4
11,4
3,0
* Maksimum flow rate conveyor adalah 1.250  ton/jam
Tabel 6. Perhitungan selisih waktu jenis batu bara lunak (tidak keras)

2. Perhitungan energi listrik yang digunakan
Total energi listrik untuk stacking = 486 kWh sedangkan total energi listrik untuk pengisian bungker = 745 kWh (perhitungan terlampir). Asumsi pembongkaran batu bara dari tongkang (unloading) yang dilakukan adalah masing-masing setengah untuk proses stacking daan setengah untuk proses pengisian bunker dari ship unloader. Sedangkan harga listrik diasumsikan Rp. 427,- per kWh.
Maka untuk pembongkaran tongkang tracking adalah =
                                                                             = Rp. 1.775.555,-
Untuk pembongkaran tongkang batu bara lunak =
                                                                = Rp. 794.220,-
Untuk satu bulan rata-rata pembongkaran 14 tongkang dengan perbandingan tongkang batu bara tracking dengan batu bara lunak adalah 2:12, maka harga yang dapat di hemat perusahaan dalam satu bulan adalah:
Penghematan satu bulan = (2 x 1.775.555) + (12 x 794.220)
                                      = Rp. 13.081.750,-
Penghematan satu tahun = 12 x 13.081.750
                                  = Rp. 156.981.000,-

Sedangkan pengeluaran dalam inovasi ini adalah hanya pada saat melakukan In House Training pengenalan sistem metode baru ini yaitu:
Biaya pengajar = Rp. 700.000,-
Biaya peserta @10 orang x Rp. 125.000,- = Rp. 1.250.000,-
Snack = Rp. 50.000,-
Total biaya pengeluaran = Rp. 2.000.000,-
Sehingga biaya yang dapat diperoleh dengan menerapkan metode baru dalam pengoperasian ship unloader = Rp. 156.981.000 - Rp. 2.000.000
                                                = Rp. 154.981.000,- (dalam setahun)

IV.2. Manfaat Non Finansial
Adapun manfaat non finansial inovasi ini adalah:
1.    Meningkarkan kehandalan pemasokan batu bara khususnya bagian ship unloader.
2.    Mengurangi kelelahan operator dlam mengoperasikan ship unloader karena semakin hematnya waktu yang digunakan.
3.    Mengurangi komplain suplayer batu bara karena waktu bongkar semakin cepat.
4.    Mengurangi kerusakan peralatan ship unloader (seperti seeling dan grap) karena berkurangnya goyangan ataupun hentakan dengan menerapkan metode baru.
5.    Semakin banyaknya waktu istirahat peralatan baik ship unloader maupun sistem conveyor.









BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam karya inovasi ini adalah:
1.    Inovasi ini memperoleh keuntungan  dalam satu tahun adalah Rp. Rp. 154.981.000,
2.    Waktu baku (standart) untuk satu periode pengoperasian grap ship unloader dengan metode baru adalah 39,18 detik atau lebih menghemat waktu 27,8 % dari metode lama.
3.    Inovasi ini terbukti mengurangi komplain dari pihak Central Control Room (CCR) dalam memenuhi flow rate batu bara yang diinginkan dari ship unloader dan tentunya berdampak pada semakin handalnya unit pembangkitan.
4.    Dengan semakin cepatnya waktu bongkar tongkang batu bara (unloading), tentunya akan mengurangi kompalin/pinalty dari pihak pemasok (suplayer) batu bara.
5.    Metode baru ini dapat diterapkan pada unit ship unloader lain yang mempunyai jenis yang sama.

V.2. Saran
Adapun saran dalam karya inovasi ini adalah:
1.  Karena dengan  menggunakan metode baru ini flow rate batu bara sudah bisa > 1.250 ton/jam, maka sistem conveyor juga bisa di desain ulang dengan menggunakan flow rate > 1.250 ton/jam untuk lebih lagi meningkatkan kehandalan unit pembangkitan,
2.  Agar bisa dikaji lagi dalam pengoperasian ship unloader secara auto.








DAFTAR PUSTAKA

Marbun, Aripin, 2011 : Analisa Dan Perancangan Kerja (APK) – Pengukuran waktu pengoperasian Grab Ship Unloader PLTU 2  Banten - Labuan

Purnomo, Hari, 2004 : Pengantar Teknik Industri, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

www.pln.co.id : Tarif Tenaga Listrik PT PLN (persero).

www.digilib.its.ac.id : Pengukuran Waktu Kerja.






































BIODATA

A. Data pribadi
Nama              : Aripin Gandi Marbun, S.T.
NIP                  : 840931135-I
Tempat lahir    : Sidikalang
Tanggal Lahir : 2 Nopember 1984
Alamat             : Jl. Perintis Kemerdekaan Kec. Labuan – Kab. Pandeglang
Email               : arifin.gandi@indonesiapower.co.id
Nomor HP       : 0813-7088-7434

B. Pendidikan Formal
1.    SMU Negeri 1 Sidikalang – Sumatera Utara
2.    D3 Teknik Mesin – Konversi Energi, Politeknik Negeri Medan
3.    S1 Teknik Industri, Universitas Mercu Buana Jakarta
C. Pengalaman Kerja:
1.   Maintenance Technician – PT Rubycon Indonesia
2.  OJT Operator Lokal Unit #1C – UBP Suralaya PT. Indonesia Power
3.  Operator Ship Unloader Coal Handling – UBOH Labuan PT. Indonesia Power
4.  Operator Control Room Coal Handling – UBOH Labuan PT. Indonesia Power
5.  Operator Central Control Room Unit #2B-UBOH – Labuan PT. Indonesia Power













BIODATA

A. Data pribadi
Nama              : Hoirul
NIP                  : 108900680B
Tempat lahir    : Cilegon
Tanggal Lahir : 26 April 1989
Alamat             : Jl. Terusan Panimbang Kec. Labuan – Kab. Pandeglang
Email               : irul.albezz@yahoo.com
Nomor HP       : 0877-1188-689

B. Pendidikan Formal
1.    SMK Negeri 1 Cilegon – Teknik Mesin
C. Pengalaman Kerja:
1.    Operator Alat Berat Coal Handling– UBOH Labuan PT. Cogindo Daya Bersama
2.    Operator Ship Unloader Coal Handling– UBOH Labuan PT. Cogindo Daya Bersama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Cilegon - Sidikalang, Banten - SUMUT, Indonesia
Special man.